Sambangi MAN Alor, Kabag TU Kanwil Kemenag NTT Beri Arahan dan Motivasi Pada Para Guru
Kabag TU Kanwil Kemenag NTT Foto Bersama Para Guru |
Kehadiran orang nomor dua di lingkup Kanwil Kemenag NTT ini disambut dengan antusias oleh
Kepala MAN Alor, Hadi Abdul Aziz Kammis, S.H beserta jajarannya.
Dalam kegiatan silaturahmi ini, Drs. H.
Ibrahim Arif mengatakan bahwa MAN Alor ini adalah madrasah ke empat yang saya
datangi setelah saya dilantik menjadi Kabag TU Kanwil Kemenag NTT pada bulan
Februari lalu.
Dalam sambutan pembukanya, Drs. H.
Ibrahim Arif mengatakan, saya memohon maaf apabila selama menjabat sebagai Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kanwil Kemenag NTT belum
maksimal dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para guru dan tenaga
kependidikan.
“Bapak dan Ibu guru yang saya hormati,
dunia GTK mempunyai SOP yang sulit luar biasa, tapi selama ini telah kami
upayakan sehingga kesejahteraan para guru di lingkup Kemenag bisa tercapai. Ini
terbukti dengan 662 orang yang mendapat dana penunjang khusus dan 3112 orang
yang dapat tunjangan guru madrasah,” ujar Ibrahim.
Dalam kegiatan silaturahmi ini juga,
Drs. H. Ibrahim Arif memberikan beberapa poin penting untuk memotivasi dan penguatan pada para
guru yang hadir agar kualitas dan pelayanan madrasah tetap optimal dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pertama, Drs. H. Ibrahim Arif menjelaskan
tentang pentingnya merawat dan membesarkan madrasah. Terkait poin ini, Drs. H.
Ibrahim Arif mulai menjelaskan dengan memberikan studi kasus tentang Kepala
Sekolah SD Negeri 3 Babadan Ponorogo yang menangis sedih karena tak ada murid
yang mendaftar di sekolahnya meskipun sekolah ini terbilang sekolah yang banyak
prestasi.
"Kasus
ini adalah contoh riil yang bisa kita jadikan pelajaran. Kita tidak boleh
berbangga diri dengan semua prestasi dan pencapaian yang telah kita peroleh
tapi bagaimana kita terus berinovasi agar madrasah tetap menjadi referensi
utama para orang tua dalam menyekolahkan anaknya," jelas Ibrahim.
Baca Juga: MAN Alor Beri Penghargaan Siswa Berprestasi KSM, OSN, dan MYRES
Kedua, Drs. H. Ibrahim Arif menjelaskan
tentang pentingnya kehadiran madrasah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada
publik. Kabag TU Kanwil Kemenag NTT ini mengatakan, hanya ada 2 pilihan dalam planing education, ditawari atau
menawari.
Ibrahim kemudian memutar video terkait
kisah tiga kaleng coca-cola untuk menjelaskan terkait hal ini.
“Ada
3 kaleng coca-cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama.
Ketika tiba harinya, sebuah truk akan datang ke pabrik, mengangkut
kaleng-kaleng coca-cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk
pendistribusian. Pemberhentian pertama adalah mini market. Kaleng pertama
dipajang di rak bersama dengan kaleng coca-cola lainnya dan dijual dengan harga
Rp 5.000,- Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Kaleng kedua
ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp 7.000,-
Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca-cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di
dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari
pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan bersama dengan
gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel
akan membuka kaleng coca-cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan
sopan menyajikannya ke meja pelanggan. Harganya Rp 70.000. Mengapa ketiga
kaleng coca-cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari
pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama, bahkan mereka memiliki rasa
yang sama?,” tanya Ibrahim.
Kabag TU Kanwil Kemenag NTT ini lalu
menjawab, kisah ini adalah soal kualitas pelayanan Bapak dan Ibu sekalian.
Pelayanan dengan kualitas tinggi akan memberikan nilai yang berbeda dengan
pelayanan yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu, mari kita bawa madrasah ini
dalam skema pelayanan terbaik seperti kisah tiga kaleng coca-cola.
Baca Juga: Kakanwil Kemenag NTT Lantik Tiga Pejabat Baru di Kemenag Alor Secara Daring
Lebih lanjut, Drs. H. Ibrahim Arif
memuji dan memberi apresiasi kepada MAN Alor sebagai madrasah dengan angka
tertinggi di NTT dalam hal penerimaan peserta didik baru.
“MAN Alor ini adalah madrasah kedua
dengan jumlah siswa seribuan lebih setelah MAN Ende. Ini tentunya sebuah
prestasi yang perlu dibanggakan sebab dulu madrasah selalu dipandang sebelah
mata,” kata Ibrahim.
Poin Ketiga yang disampaikan Drs. H.
Ibrahim Arif adalah tentang sikap madrasah dalam menghadapi tantangan digitalisasi
dan artificial
intelligence (AI). Ibrahim mengatakan, zaman telah berubah sedemikian
drastis, banyak penemuan-penemuan baru yang menggantikan pekerjaan manusia.
Oleh karena itu, madrasah harus mampu menyikapi ini dengan serius dan bijak.
“Saya dengar, waktu perhelatan expo
kemarin, MAN Alor memiliki stand dan menampilkan inovasi robotik. Ini suatu
pencapaian dan kebanggaan luar biasa yang patut diapresiasi dan dikembangkan
terus,” tutur Ibrahim.
Diakhir paparannya, Drs. H. Ibrahim Arif
memberikan sebuah kutipan bijak. Ia mengatakan, permudah urusan orang lain,
niscaya Tuhan jadikan kamu sebagai pemenang.
Mantan Kepala
Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kanwil Kemenag NTT ini juga memberikan
sebuah kisah tentang uang Rp. 100.000 dan Rp. 1000.
Uang 1000 dan
100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama di cetak dan di edarkan oleh
dan dari Bank Indonesia. Pada saat yang bersamaan, mereka keluar dan berpisah
dari Bank dan beredar dimasyarakat.
Empat bulan
kemudian, mereka bertemu kembali secara tidak sengaja di dalam dompet seorang
pemuda. Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan. “Kenapa
badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis?” tanya uang 100.000
"Karena
begitu aku keluar dari Bank, langsung ditangan orang-orang bawahan. Dari tukang
becak, tukang sayur, penjual ikan dan ditangan pengemis" jawab uang 1000.
Lalu uang 1000
balik bertanya "Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi, dan masih
bersih?" “Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan
cantik, dan beredarnya pun di restoran mahal, di mall, dan juga di hotel-hotel
berbintang, serta keberadaanku selalu di jaga dan jarang keluar dari
dompet" jawab uang 100.000 dengan bangga.
"Pernahkah
engkau mampir di tempat kotak amal masjid?" tanya uang 1000 lagi
"Belum
pernah" jawab uang 100.000
"Ketahuilah,
walaupun aku hanya 1000, tetapi aku selalu mampir di rumah Allah SWT dan di
tangan anak-anak yatim. Bahkan aku selalu bersyukur kepada Allah SWT, aku tidak
di pandang bukan sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat" jelas uang
1000 panjang lebar.
Uang 100.000
terdiam, dan akhirnya menangislah uang 100.000. Karena merasa besar, hebat,
tinggi tetapi selama ini tidak begitu bermanfaat.
Drs. H. Ibrahim Arif menjelaskan, kisah
ini sebagai bahan introspeksi diri kita. Jadi, bukan seberapa besar penghasilan
kita, tetapi seberapa bermanfaat penghasilan kita dipakai untuk memuliakan
agama Allah dan bermanfaat bagi orang yang tidak mampu.
Di akhir paparan motivasi dan penguatan
pada para guru, Drs. H. Ibrahim Arif juga berpesan agar para guru yang
berstatus ASN agar tidak terlibat dan ikut dalam pusaran politik praktis.
“Tahun ini tahun politik Bapak dan Ibu,
tapi ingat bahwa kita sebagai ASN baik itu yang P3K maupun PNS di lingkup
Kemenag untuk tidak terlibat karena sebagai ASN kita semua diatur sesuai
perundang-undangan yang berlaku,” tegas Ibrahim.
Di lain pihak, Drs. Mansur Bakri Samah, Kepala Seksi Pendidikan Islam
Kemenag Alor yang juga turut hadir mendampingi Kabag TU Kanwil Kemenag NTT dalam kegiatan ini mengatakan, jadikanlah madrasah di Alor sebagai guru untuk madrasah
yang lain di lingkup wilayah Kemenag NTT.
Drs. Mansur Bakri Samah juga memberikan pesan
penutup kepada para guru yang hadir dalam kegiatan ini.
“Jadilah seperti langit yang akan tetap
indah walau tidak ada yang menatapnya, karena kualitas diri tidak diukur dari seberapa
banyak orang yang mengenalmu tapi dari seberapa banyak orang yang memperoleh
manfaat atas keberadaanmu,” pungkas Mansur.
Sebagai informasi, kegiatan silaturahmi
ini dihadiri juga oleh Kepala-kepala Madrasah di lingkup Kemenag Kabupaten Alor.
Turut Hadir Kepala MIN 6 Alor, Kepala MTs N 1
Alor,
Kepala MTs N 3 Alor, Kepala MIN 5 Alor, Kepala MTs Darul Falah Dulolong, dan
Pengawas Madrasah tingkat MI serta MA Kemenag Kabupaten Alor.
Kegiatan silaturahmi bersama Drs. H.
Ibrahim Arif ini pun berakhir dengan sesi foto bersama di halaman madrasah MAN
Alor.
Tidak ada komentar
Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.