Selamat Datang di Website MAN Alor | Madrasah Plus Keterampilan - Kawasan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK), Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

Sambangi MAN Alor, Kabag TU Kanwil Kemenag NTT Beri Arahan dan Motivasi Pada Para Guru - MAN ALOR

Header Ads



Info Terkini

Sambangi MAN Alor, Kabag TU Kanwil Kemenag NTT Beri Arahan dan Motivasi Pada Para Guru

Kabag TU Kanwil Kemenag NTT
Foto Bersama Para Guru
MAN Alor (Humas) - Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. H. Ibrahim Arif, sambangi MAN Alor, Jumat, (28/07/2023).

Kehadiran orang nomor dua di lingkup Kanwil Kemenag NTT ini disambut dengan antusias oleh Kepala MAN Alor, Hadi Abdul Aziz Kammis, S.H beserta jajarannya.

Dalam kegiatan silaturahmi ini, Drs. H. Ibrahim Arif mengatakan bahwa MAN Alor ini adalah madrasah ke empat yang saya datangi setelah saya dilantik menjadi Kabag TU Kanwil Kemenag NTT pada bulan Februari lalu.

Dalam sambutan pembukanya, Drs. H. Ibrahim Arif mengatakan, saya memohon maaf apabila selama menjabat sebagai Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kanwil Kemenag NTT belum maksimal dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para guru dan tenaga kependidikan.

“Bapak dan Ibu guru yang saya hormati, dunia GTK mempunyai SOP yang sulit luar biasa, tapi selama ini telah kami upayakan sehingga kesejahteraan para guru di lingkup Kemenag bisa tercapai. Ini terbukti dengan 662 orang yang mendapat dana penunjang khusus dan 3112 orang yang dapat tunjangan guru madrasah,” ujar Ibrahim.

Dalam kegiatan silaturahmi ini juga, Drs. H. Ibrahim Arif memberikan beberapa poin penting untuk memotivasi dan penguatan pada para guru yang hadir agar kualitas dan pelayanan madrasah tetap optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pertama, Drs. H. Ibrahim Arif menjelaskan tentang pentingnya merawat dan membesarkan madrasah. Terkait poin ini, Drs. H. Ibrahim Arif mulai menjelaskan dengan memberikan studi kasus tentang Kepala Sekolah SD Negeri 3 Babadan Ponorogo yang menangis sedih karena tak ada murid yang mendaftar di sekolahnya meskipun sekolah ini terbilang sekolah yang banyak prestasi.

"Kasus ini adalah contoh riil yang bisa kita jadikan pelajaran. Kita tidak boleh berbangga diri dengan semua prestasi dan pencapaian yang telah kita peroleh tapi bagaimana kita terus berinovasi agar madrasah tetap menjadi referensi utama para orang tua dalam menyekolahkan anaknya," jelas Ibrahim.

Baca Juga: MAN Alor Beri Penghargaan Siswa Berprestasi KSM, OSN, dan MYRES

Kedua, Drs. H. Ibrahim Arif menjelaskan tentang pentingnya kehadiran madrasah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik. Kabag TU Kanwil Kemenag NTT ini mengatakan, hanya ada 2 pilihan dalam planing education, ditawari atau menawari.

Ibrahim kemudian memutar video terkait kisah tiga kaleng coca-cola untuk menjelaskan terkait hal ini. 

“Ada 3 kaleng coca-cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk akan datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca-cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian. Pemberhentian pertama adalah mini market. Kaleng pertama dipajang di rak bersama dengan kaleng coca-cola lainnya dan dijual dengan harga Rp 5.000,- Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Kaleng kedua ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp 7.000,- Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca-cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan bersama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca-cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke meja pelanggan. Harganya Rp 70.000. Mengapa ketiga kaleng coca-cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama, bahkan mereka memiliki rasa yang sama?,” tanya Ibrahim.

Kabag TU Kanwil Kemenag NTT ini lalu menjawab, kisah ini adalah soal kualitas pelayanan Bapak dan Ibu sekalian. Pelayanan dengan kualitas tinggi akan memberikan nilai yang berbeda dengan pelayanan yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu, mari kita bawa madrasah ini dalam skema pelayanan terbaik seperti kisah tiga kaleng coca-cola.

Baca Juga: Kakanwil Kemenag NTT Lantik Tiga Pejabat Baru di Kemenag Alor Secara Daring

Lebih lanjut, Drs. H. Ibrahim Arif memuji dan memberi apresiasi kepada MAN Alor sebagai madrasah dengan angka tertinggi di NTT dalam hal penerimaan peserta didik baru.

“MAN Alor ini adalah madrasah kedua dengan jumlah siswa seribuan lebih setelah MAN Ende. Ini tentunya sebuah prestasi yang perlu dibanggakan sebab dulu madrasah selalu dipandang sebelah mata,” kata Ibrahim.

Poin Ketiga yang disampaikan Drs. H. Ibrahim Arif adalah tentang sikap madrasah dalam menghadapi tantangan digitalisasi dan  artificial intelligence (AI). Ibrahim mengatakan, zaman telah berubah sedemikian drastis, banyak penemuan-penemuan baru yang menggantikan pekerjaan manusia. Oleh karena itu, madrasah harus mampu menyikapi ini dengan serius dan bijak.

“Saya dengar, waktu perhelatan expo kemarin, MAN Alor memiliki stand dan menampilkan inovasi robotik. Ini suatu pencapaian dan kebanggaan luar biasa yang patut diapresiasi dan dikembangkan terus,” tutur Ibrahim.

Diakhir paparannya, Drs. H. Ibrahim Arif memberikan sebuah kutipan bijak. Ia mengatakan, permudah urusan orang lain, niscaya Tuhan jadikan kamu sebagai pemenang.

Mantan Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kanwil Kemenag NTT ini juga memberikan sebuah kisah tentang uang Rp. 100.000 dan Rp. 1000.

Uang 1000 dan 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama di cetak dan di edarkan oleh dan dari Bank Indonesia. Pada saat yang bersamaan, mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar dimasyarakat.

Empat bulan kemudian, mereka bertemu kembali secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda. Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan. “Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis?” tanya uang 100.000

"Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung ditangan orang-orang bawahan. Dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan ditangan pengemis" jawab uang 1000.

Lalu uang 1000 balik bertanya "Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi, dan masih bersih?" “Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik, dan beredarnya pun di restoran mahal, di mall, dan juga di hotel-hotel berbintang, serta keberadaanku selalu di jaga dan jarang keluar dari dompet" jawab uang 100.000 dengan bangga.

"Pernahkah engkau mampir di tempat kotak amal masjid?" tanya uang 1000 lagi

"Belum pernah" jawab uang 100.000 

"Ketahuilah, walaupun aku hanya 1000, tetapi aku selalu mampir di rumah Allah SWT dan di tangan anak-anak yatim. Bahkan aku selalu bersyukur kepada Allah SWT, aku tidak di pandang bukan sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat" jelas uang 1000 panjang lebar.

Uang 100.000 terdiam, dan akhirnya menangislah uang 100.000. Karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi selama ini tidak begitu bermanfaat. 

Drs. H. Ibrahim Arif menjelaskan, kisah ini sebagai bahan introspeksi diri kita. Jadi, bukan seberapa besar penghasilan kita, tetapi seberapa bermanfaat penghasilan kita dipakai untuk memuliakan agama Allah dan bermanfaat bagi orang yang tidak mampu.

Di akhir paparan motivasi dan penguatan pada para guru, Drs. H. Ibrahim Arif juga berpesan agar para guru yang berstatus ASN agar tidak terlibat dan ikut dalam pusaran politik praktis.

“Tahun ini tahun politik Bapak dan Ibu, tapi ingat bahwa kita sebagai ASN baik itu yang P3K maupun PNS di lingkup Kemenag untuk tidak terlibat karena sebagai ASN kita semua diatur sesuai perundang-undangan yang berlaku,” tegas Ibrahim.

Di lain pihak, Drs. Mansur Bakri Samah, Kepala Seksi Pendidikan Islam Kemenag Alor yang juga turut hadir mendampingi Kabag TU Kanwil Kemenag NTT dalam kegiatan ini mengatakan, jadikanlah madrasah di Alor sebagai guru untuk madrasah yang lain di lingkup wilayah Kemenag NTT.

Drs. Mansur Bakri Samah juga memberikan pesan penutup kepada para guru yang hadir dalam kegiatan ini.

“Jadilah seperti langit yang akan tetap indah walau tidak ada yang menatapnya, karena kualitas diri tidak diukur dari seberapa banyak orang yang mengenalmu tapi dari seberapa banyak orang yang memperoleh manfaat atas keberadaanmu,” pungkas Mansur.

Sebagai informasi, kegiatan silaturahmi ini dihadiri juga oleh Kepala-kepala Madrasah di lingkup Kemenag Kabupaten Alor. Turut Hadir Kepala MIN 6 Alor, Kepala MTs N 1 Alor, Kepala MTs N 3 Alor, Kepala MIN 5 Alor, Kepala MTs Darul Falah Dulolong, dan Pengawas Madrasah tingkat MI serta MA Kemenag Kabupaten Alor.

Kegiatan silaturahmi bersama Drs. H. Ibrahim Arif ini pun berakhir dengan sesi foto bersama di halaman madrasah MAN Alor.


Tidak ada komentar

Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.