Kabid Pendis NTT: Guru dan Pegawai Pendidikan Islam Alor Adalah Garda Terdepan
![]() |
Pembinaaan Guru dan Pegawai lingkup Pendis Alor |
MAN Alor (Humas) – Kepala Bidang Pendidikan Islam (Kabid Pendis) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Pua Monto Umbu Nay, melakukan pembinaan kepada para guru dan pegawai di lingkup Pendidikan Islam Kabupaten Alor pada Sabtu (22/02/2024) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Alor.
Mengawali pembinaannya, Monto menyampaikan apresiasi dan
penghargaan kepada seluruh peserta akan berbagai inovasi dan pengembangan yang
telah dilakukan pendidikan islam di Alor. “Saya datang ke Alor ini ada semacam energi yang bertambah
pada diri saya. Karena terdapat banyak sekali hal-hal positif yang terus
dikembangkan oleh pendidikan islam khusus di bidang madrasah. Ini merupakan hal
yang patut kita syukuri”.
Selanjutnya Monto menegaskan bahwa guru dan pegawai madrasah dan RA adalah garda terdepan dalam misi dakwahnya Rosulullah dalam mencetak generasi unggul dan berakhlak mulia.
“Mari kita sadari bahwa kita adalah ujung
tombak dari misi dakwahnya Rosulullah. Ini tidak berarti bahwa tanpa kita dakwah
ini tidak berjalan, tetapi perlu diakui bahwa tanpa kita pendidikan islam tidak
akan tumbuh dengan baik. Tanpa kita anak-anak tidak akan mengenal islam dengan
baik. Jika kita berhenti dan semua aktivitas ini maka terputuslah misi dakwah
ini. Siapa yang akan mengenalkan anak-anak tentang cara berwudu yang benar,
cara shalat dan cara membaca Al Quran yang benar.” ujarnya.
Kegiatan pembinaan ini dihadiri oleh sejumlah guru madrasah/RA, pegawai, serta pengawas pendidikan Islam di Kabupaten Alor. Beberapa materi utama yang disampaikan dalam pembinaan meliputi Asta Cita Kementerian Agama RI, peningkatan profesionalisme guru, implementasi kurikulum berbasis cinta, serta penguatan administrasi dan manajemen pendidikan.
“Pada program yang pertama, Internalisasi Nilai-nilai Agama,
telah dikembangkan Kurikulum Cinta, yang merupakan rumusan-rumusan
yang sifatnya insersi, yang disuntikan ke dalam nilai-nilai pembelajaran yang
sudah ada saat ini. Kurikulum cinta mengajarkan kepada cinta kepada Allah, Cinta
kepada Rasulullah, cinta kepada masyararakat dan antar sesama makhluk hidup dan
cinta terhadap ligkungan. Kurikulum Cinta lahir karena semakin banyaknya generasi
yang hilang rasa cintanya karena perbedaan-perbedaan tertentu sehingga lahirlah
kebencian.” Ujar Monto.
Selain itu, Monto pun mengajak seluruh stakeholder pendidikan Islam di Kabupaten Alor untuk saling bersinergi dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Ia berharap agar para guru dan pegawai terus mengikuti perkembangan teknologi dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar untuk menjawab tantangan era digital, guru dan pegawai pendidikan Islam di Alor harus terus berkontribusi dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.
Mengakhiri kegiatan pembinaan, Monto berpesan agar jadikan masalah sebagai sarana peningkatan kompetensi diri. "Hidup ini akan selalu dipenuhi dengan masalah, jangan sampai masalah menyebabkan kita berhenti beraktivitas. Jadilah seperti payung, sekalipun payung tidak bisa menghentikan turunnya hujan, namun setidaknya dengan payung kita bisa berteduh dari kehujanan, begitupun doa, doa tidak bisa menghentikan masalah tetapi dengan doa kita bisa tenang dan bersabar untuk mencari solusi dari masalah yang kita hadapi".
Tidak ada komentar
Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.