Kabid Pendis Kemenag NTT Paparkan Asta Cita Kemenag RI
![]() |
Dok. Pembinaan ASN Kemenag Alor 2025 |
MAN Alor (Humas) - Kepala Bidang Pendidikan Islam (Kabid Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. K.H. Pua Monto Umbu Nay, memaparkan Asta Cita Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dalam kegiatan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenag Kabupaten Alor pada Sabtu (22/2/2025) lalu.
Acara
yang berlangsung di Madrasah Aliyah Nergeri (MAN) Alor dengan mengangkat tema “Pembentukan Generasi Milenial
yang Moderat” ini dihadiri oleh para kepala
madrasah, guru, serta tenaga kependidikan madrasah se-Kabupaten Alor.
Pua Monto Umbu Nay
dalam paparannya menjelaskan bahwa dalam hal pembentukan generasi milenial yang
moderat maka lembaga pendidikan islam adalah ujung tombaknya. “Kalau kita mau
omong secara umum, generasi itu akan berkelanjutan jika kita ujung tombaknya.
Kalau kita semua malas dan kita berhenti serentak seluruh aktivitas kita, kita
tidak mau lagi menjadi ujung tombak maka terputuslah misi itu,” jelas Pua
Monto.
Selanjutnya, Pua Monto
mengatakan, tiga langkah
strategis yang menjadi fondasi pembangunan Pendidikan Islam di Kemenag NTT
yaitu Menata Hati, Menjunjung
Tinggi Akhlakul Karimah, dan Mengawal Islam Rahmatan lil ‘Alamin
kini semakin
dipertegas dengan adanya Asta Protas (Program
Prioritas) atau Asta Cita Kemenag RI.
“Asta Cita Kemenag merupakan delapan program
prioritas yang bertujuan mewujudkan moderasi beragama, transformasi digital,
dan peningkatan layanan publik berbasis integritas,”
papar Pua Monto.
Pua Monto menjelaskan, asta cita
pertama sebagai
panduan pembangunan pendidikan islam ke depan adalah “Internalisasi Nilai
Agama” yang mana dalam internalisasi nilai agama ini salah satu misi
Kementerian Agama adalah meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
“Jadi internalisasi nilai agama
ini adalah pedoman tingkah laku hidup umat sesuai nilai-nilai agama yang dipeluknya dan
terwujud dalam
karakter dan akhlak mulia para guru dan siswa.
Nah, dalam dunia pendidikan islam saat ini ada pengembangan kurikulum berbasis
cinta yang tujuannya agar para guru dan siswa memiliki akhalakul karimah karena pada
dasarnya semua agama mengajarkan kebaikan,”
jelas Pua Monto.
Asta cita Kemenag RI kedua yang
dijelaskan Pua Monto adalah tentang “Internasionalisasi
Praktik Baik Kerukunan Umat Beragama”. Menurutnya,
terkait asta cita kedua ini, NTT termasuk garda terdepan dan kiblat kerukunan umat
beragama di Indonesia.
“NTT diapresiasi sebagai
daerah dengan tingkat kerukunan tertinggi. Karena di NTT ini kan kita hidup
berdampingan dengan saudara-saudara kita yang non islam dan kita hidup selalu
rukun. Beda lagi kalau di Jawa yang mana mereka itu masyarakatnya homogen yang
hidup hanya sesama agama, jadi semoga kerukunan kita orang NTT ini bisa ditularkan ke daerah-daerah
lain di Indonesia,” ungkap Pua Monto.
Asta Cita Kemenag RI yang ketiga adalah “Integritas Aparatur dan Reformasi Birokrasi”. Terkait Asta Cita Kemenag RI ketiga ini, Pua Monto berterima kasih sekaligus memberikan apresiasi kepada MAN Alor karena telah meluncurkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Madrasah. Menurutnya, setiap madrasah harus terus melakuan reformasi birokrasi untuk tata kelola yang efektif, efisien, transparan, dan akuntable.
“Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Madrasah yang diluncurkan MAN Alor ini adalah bagian dari good governance,
saya berharap madrasah-madrasah lain bisa mengikutinya. Karena ini adalah
bagian dari fungsi pengawasan karena kalau kita berbicara pembangunan zona
integritas ada di komponen kelima yaitu
penataan pengawasan, dan MAN Alor melakukan ini,” pungkas Pua Monto.
Baca Juga: Kabid Pendis NTT: Guru dan Pegawai Pendidikan Islam Alor Adalah Garda Terdepan
Adapun lima program prioritas lainnya dalam Asta Cita Kemenag RI yang dijelaskan Kabid Pendis Kemenag NTT, Drs. K.H. Pua Monto Umbu Nay yaitu:
1. Integrasi Sistem Informasi
Menurut Pua Monto, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi harus direspons dengan pelayanan publik yang mudah, murah, efisien, efektif, dan transparan oleh berbagai madrasah. “Integrasi sistem informasi harus berdampak pada efisiensi pelayanan madrasah. Hari ini Bapak Ibu sekalian, rapat-rapat itu sudah dilakukan secara daring, jadi pertemuan secara langsung diminimalisir untuk menekan anggaran perjalanan,” ujarnya.
2. Agile seiring Transisi Kelembagaan
Pua monto menjelaskan, Kemenag kembali mengalami transisi kelembagaan
seiring pembentukan dua badan setingkat kementerian, yaitu: Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal atau BPJPH (Perpres 153/2024) dan Badan Penyelenggara Haji
atau BP Haji (Perpres 154/2024).
Sebelumnya, Kemenag telah mengalami sejumlah transisi kelembagaan: 1) bergabungnya Peradilan Agama ke Mahkamah Agung: 2) berdirinya Baznas untuk mengelola Zakat: 3) pembentukan BWI sebagai pengelola wakaf: 4) bergabungnya Litbang Kemenag ke BRIN; 5) berdirinya BP Haji; 6) pembentukan BPJPH, serta 7) rumpun prodi umum pada PTKN kini menjadi binaan Kemendikti. “Kemenag kini fokus pada tugas Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu ditambah dengan pesantren. Kemenag harus lebih lincah dan profesional dalam pelayanan karena semakin ramping. Kemenag harus fokus dan efektif dalam tugas pembinaan umat di Indonesia,” jelasnya.
3. Sukses Haji 2025
Melanjutkan arahahan Menteri Agama Republik Indonesia, Pua Monto menuturkan bahwa penyelenggaraan haji 2025 diselenggarakan Kemenag dengan dukungan Badan Penyelenggara Haji (BP Haji). BP Haji baru akan menjadi penyelenggara ibadah haji secara penuh pada 2026. Karenanya, Kemenag harus bisa mewariskan legacy terbaik dalam penyelenggaraan haji, baik pada aspek inovasi maupun penguatan ekosistem ekonomi penyelenggaraan haji bagi Indonesia.“Haji 2025 harus dipersiapkan matang hingga berjalan lebih aman, lebih nyaman, dan lebih sukses. Sukses penyelenggaraan haji tidak semata pada aspek ibadah jemaah, tapi juga berdampak pada ekonomi umat,” papar Pua Monto.
4. Penuntasan Program Pendidikan Profesi Guru
Pua Monto berujar, peningkatan kualitas guru pendidikan agama dan keagamaan menjadi tugas Kemenag.
Salah satu caranya, memberikan pendidikan profesi guru (PPG) guna mencetak guru
profesional di lembaga pendidikan agama dan keagamaan.
“Keterbatasan anggaran menjadikan antrean PPG sangat panjang. Tercatat masih ada 649.904 guru agama yang belum tersertifikasi. Kemenag berkomitmen melakukan akselerasi dalam rangka penuntasan PPG bagi Guru Agama di Madrasah, serta guru agama pada sekolah umum dan sekolah agama lainnya. Ini akan dituntaskan dalam dua tahun ke depan demi hadirnya para guru profesional,” jelasnya.
5. Kawal Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Pua Monto menuturkan, salah satu program prioritas Presiden Prabowo
adalah makan bergizi gratis (MBG) bagi anak sekolah dan ibu hamil. Tercatat
lebih dari 10,5juta siswa madrasah, santri pesantren, dan peserta didik lembaga
pendidikan agama dan keagamaan, mulai dhammasekha Buddha, widyawala Hindu,
sekolah Kristen, Katolik dan Khonghucu yang menjadi binaan Kemenag. Mereka akan
menjadi objek program MBG.
“Partisipasi Kemenag dalam pemberian Makan
Bergizi Gratis bagi jutaan siswa dan santri binaan akan berkontribusi dalam
pencegahan stunting, mencetak generasi berkualitas, dan mewujudkan keluarga
maslahah,” tutup Pua Monto.
Tidak ada komentar
Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.